Jumat, 27 Februari 2009

Lubuk Minturun Tempat Mandi Meener dan None Belanda

Lubuk Minturun

Berwisata ke pemandian alam memang menjadi pilihan banyak warga Kota Padang dan sekitarnya. Barangkali konotasi tempat pemandian sembari menikmati keindahan alam sungguh mengasyikkan. Tak sulit mencari tempat pemandian alam di wilayah Sumbar. Khusus Kota Padang, ada tiga tempat wisata pemandian alam, yakni Lubukparaku, Lubukminturun atau Sarasah Sikayan Balumuik. Jaraknya, dari pusat kota Padang tak jauh, berkisar antara 10 sampai 20 kilometer. Tidak jauh kan?

Khusus untuk Lubukminturun, nama ini telah akrab ditelinga pencinta pemandian alam. Bahkan dari monumen yang ada di lokasi, tempat pemandian ini telah digunakan sejak tahun 1883. Ciri khas dari tempat pemandian ini adalah gemercik kesegaran yang tersuguh berdampingan dengan lori, transportasi kereta gantung peninggalan Belanda. Tak salah rasanya, menjelang puasa objek ini jadi pilihan.

Kesegaran, itulah ungkapan yang pantas untuk menggambarkan aliran air jernih dan bening ini. Kesegaran dan keindahan panorama “menghanyutkan” pencintanya. Aliran dari air terjun dari tebing-tebing ini tak pernah berhenti mengisi aliran tempat pemandian ini. Bahkan, ketika musim kemarau pun. Airnya yang tenang dan jernih akan membuat kita berlama-lama di sini. Bahkan sampai pucat karena kedinginan pun tidak akan terasa. Tapi jangan sampai tenggelam lho.

Pemandian Lubuk Minurun ini berada sekitar 10 kilometer utara Kota Padang. Perjalanan menuju ke obyek itu dapat ditempuh dengan mobil atau motor. Kalau memakai angkutan umum, anda dapat memanfaatkan angkutan kota jurusan Tabing-Lubuk Minturun atau by pass Lubeg menuju batas kota dan turun di simpang Lubukminturun. Selanjutnya anda dapat naik ojek dengan ongkos sesuai kepandaian anda menawar.

Untuk angkutan umum tadi cukup dengan ongkos Rp3 ribu saja. Kiri kanan jalan menuju lokasi suguhan bunga-bunga indah akan menemani anda. Pemandangan tersebut adalah bagian dari jualan masyarakat sekitar mulai dari, bunga-bunga sampai bibit buah. Menjelang selesai pemandangan tersebut, kawasan sejuk pemandian telah menanti anda. Selagi menikmati gemercik air anda akan menyaksikan ribuan ikan larangan seukuran telunjuk orang dewasa. Di sekitar pemandian, bagi yang ingin camping, juga tersedia area untuk camping dan hiking tentunya.

Untuk masuk, setiap pengunjung dikenai pungutan retribusi sebanyak Rp3 ribu untuk anak-anak dan Rp5 ribu untuk orang dewasa. Kalau menggunakan motor atau mobil pribadi pun anda tak usah ragu, karena jalanan dan kawasan parkir yang tersedia cukuip representatif. Jangan lupa untuk mengunci, kendaraan anda dan jangan tinggalkan barang berharga yang memancing pihak tidak bertanggungjawab untuk melakukan aksinya.

Tempat pemandian hasil bentukan alam yang berada di aliran batang Kandis ini telah dinikmati sejak zaman meneer dan none Belanda. Sebuah prasasti dari semen terpasang di tepi pemandian Lubukminturun yang terletak Kecamatan Koto Tangah. Di dalam prasasti itu terdapat tulisan termakan usia dan lumut. Jika diperhatikan tulisan yang terdiri atas tiga baris, terlihat ukiran tulisan latin ‘Diboeka 8-4-1883’, pada baris pertama, ‘oleh’ pada baris kedua, baris ketiga "penghoeloe..." dan barisan keempat "Achin..........".
Prasasti sederhana ini mungkin sering luput dari pengunjung-pengunjung sebelumnya. Dari pengakuan masyarakat sekitar, memang benar kalau tempat ini telah digunakan oleh orang-orang Belanda yang pernah menikmati dan mengeksplorasi bangsa ini. Air jernih, tapi tidak deras. Bagi yang datang dengan keluarga, sebaiknya perhatikan tempat dimana anak-anak anda berenang atau berendam. Ada kalanya mereka larut dengan kesejukan aliran air, hingga lupa telah berada di zona pemandian yang dalam. Bukannya menakut-nakuti, tapi dimana pun kita berwisata waspada tidak boleh dilupakan.

Bagi mereka sering mengikuti balimau (tradisi masyarakat jelang masuk Ramadhan) pemandian ini adalah pilihan. Makanya tak usah heran jika pada hari libur lokasi ini menjadi pilihan liburan, baik keluarga atau pun anda yang senang dengan wisata petualangan.

Tentunya setelah puas mandi-mandi, perut akan keroncongan. Di sekitar lokasi pemandian memang tidak ada tempat makan yang representatif. Kalaupun ada, hanya mie rebus atau makan instan lainnya. Namun, tak jauh dari lokasi pemandian, di mana pemandangan Lubukminturun akan terlihat jelas, terdapat satu hingga tiga rumah makan yang buka pada hari-hari tertentu, khususnya pada hari libur dimana kunjungan ke tempat pemandian tersebut ramai.

Kalau ingin kepastian, bukan ide buruk kalau anda menyiapkan bekal dari rumah. Nasi panas berbungkus daun pisang yang anda bawa dari rumah dilengkapi samba lado dan ikan asin tentunya sangat nikmat untuk disantap setelah menggigil kedinginan usai menikmati kesegaran Lubukminturun. Hemmn…Apalagi kalau datang dengan keluarga. Nasi yang disimpan dalam termos, siap untuk disantap habis.

Jangan heran, kalau di rumah anak-anak sulit untuk menghabiskan santapannya, di sini setelah puas mandi-mandi mereka akan minta tambah. Lengkap kan. Ditemani keluarga, atau orang-orang tersayang anda menikmati sejuknya pemandian dan santapan hebat dengan suasana hangat di tengah kesejukan alam Lubukminturun. Orang Belanda aja mengakui tempat ini memang hebat. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar